Apa Itu Salafi Dan Siapakah Tokohnya?
Posted by Admin Ma'had Annashihah Cepu
Oleh : Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi
Salafiy adalah nisbah kepada salaf.
Salaf sendiri artinya adalah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam dan para pengikut mereka (tabi’in) dengan baik dari penghuni
tiga kurun yang dimuliakan dan yang setelah mereka, inilah yang disebut
dengan salafiy. Bernisbah kepadanya artinya bernisbah kepada apa yang
dipegangi oleh para sahabat Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dan
kepada jalan ahlul hadits.
Dan ahlil hadits adalah para pengikut manhaj salafiy yang berjalan di atasnya.
Maka
salafiy adalah sebuah aqidah dalam masalah nama-nama Allah dan
sifat-sifat-Nya. Juga sebuah aqidah dalam masalah qadr, aqidah dalam
masalah sahabat, dan seterusnya. Maka para salaf beriman kepada Allah
dan dengan nama-narna-Nya yang indah dan sifat-sifat-Nya yang tinggi
yang Allah sendiri sifatkan diri-Nya dengannya dan yang disifatkan oleh
Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mereka (para salaf) beriman kepadaNya menurut bentuk yang sesuai dengan
kemuliaan Allah tanpa melakukan tahrif (merubah kata hingga merubah
makna), tamsil (memisalkan Allah dengan makhluk), tasybih (menyerupakan
Allah dengan makhluk), ta’thil (meniadakan sifat bagi Allah atau
menyatakan Allah tidak memiliki sifat apapun) dan ta’wil (mengartikan
dengan salah, seperti misal; tangan Allah diartikan kekuasaan Allah. Ini
salah. TanganAllah diartikan juga dengan tangan Allah. Tapi tidak boleh
menyerupakannya dengan tangan makhluk-red).
Mereka para
salaf juga beriman kepada qadr baiknya dan buruknya. Dan tidak sempurna
iman seseorang hingga dia beriman dengan qadr yang Allah taqdirkan atas
para hamba-Nya. Allah berfirman: “Sesungguhnya segala sesuatu Kami
ciptakan dengan qadrnya” (Al Qamar: 49)
Adapun dalam
masalah sahabat, maknanya adalah beriman bahwa para sahabat Rasulullah
shallallahu `alaihi wa sallam wajib kita ridho kepada mereka dan
meyakini bahwa mereka adalah orang yang adil. Mereka adalah sebaik-baik
ummat dan sebaik-baik kurun. Dan meyakini bahwa mereka semua baik. ini
berbeda dengan keyakinan syi’ah dan khawarij yang mengkafirkan para
sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak menghormati
mereka.
Adapun dalam
salafiy tidak ada tokoh selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pemimpin
kelompok ini dan panutan mereka. Dan juga para sahabat adalah panutan
mereka. Dasar hal ini adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam:
و قال صلى
الله عليه و سلم : “ألا و إن من قبلكم من أهل الكتاب افترقوا على ثنتين و
سبعين ملة ، و إن هذه الملة ستفترق على ثلاثِ و سبعين : ثنتان و سبعون في
النار ، وواحدة في الجنة، و هي الجماعة” (رواه أحمد و غيره و حسنه الحافظ)
“Telah
terpecah orang-orang yahudi menjadi tujuhpuluh satu golongan dan
terpecah orang nashara menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan akan
terpecah ummatku menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya dalam
neraka, kecuali satu golongan. Para sahabat bertanya: Siapakah mereka,
wahai Rasulullah? Beliau berkata: Mereka adalah orang yang berdiri
diatas apa yang aku dan para sahabatku berdiri diatasnya.” (HR Abu Daud
and dishahihkan syaikh Al Albani dalam shohih Sunan Abu Daud 3/115)
Dan juga beliau besabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Irbadh bin
Sariyah radhiyallahu ‘anhu yang menerangkan tentang khuthbah beliau yang
padanya beliau berwasiat untuk bertaqwa kepada Allah,
maka beliau berkata:
و
قال صلى الله عليه و سلم : “أوصيكم بتقوى الله عز و جل و السمع و الطاعة و
إن تأمر عليكم عبدٌ حبشيٌ، فإنه من يعش منكم فسيرى اختلافا كثيرا ، فعليكم
بسنتي و سنة الخلفاء الراشدين المهديين تمسكوا بها و عضوا عليها بالنواجذ ،
و إياكم و محدثات الأمور ، فإن كل محدثة بدعة ، و كل بدعة ضلالة ، و كل
ضلالة في النار” (رواه النسائي و الترمذي و قال حديث حسن صحيح)
Aku
wasiatkan kaitan untuk bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat, walau
yang memimpin kalian adalah budak dar-i Habsyi.” Kemudian beliau
menyuruh untuk berittiba’ kepada sunnahnya dan sunnah para khatifahnya
yang rasyid dan mendapat hidayah. Beliau katakan: “Gigitlah dia dengan
gigi geraham kalian. Dan hati-hatilah kalian dari perkara-perkara yang
baru dalam agama, karena setiap perkara yang baru adalah bid’ah dan
setiap kebid’han adalah sesat.” (HR Turmudzi dan dishohihkan syaikh Al
Albani datam shohih sunan Turmudzi no.2830).
http://abuamincepu.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar