Kamis, 13 Juni 2013

Dialog Dengan JT Bag 4 : Kerancuan Dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar


Adapun perkara amar ma’ruf nahi mungkar seperti yang coba dijelaskan oleh penulis pada halaman 14 – 18 maka sungguh Jama’ah Tabligh sangatlah jauh dari masalah ini bagaimana tidak kalau mereka memiliki Kalimat Rahasia yaitu segala sesuatu yang menyebabkan lari atau berselisih antara dua orang maka harus diputus dan dilenyapkan dari manhaj jamaah ini. Maka terlihat di antara mereka kesalahan-kesalahan dalam perkara yang mereka da’wahkan yaitu shalat tapi mereka tidak saling menegur karena takut nanti mereka akan berbeda pendapat sehingga yang ditegur lari dan meninggalkan jama’ah, jadi pada hakikatnya mereka bukanlah bersatu tapi membiarkan perpecahan, inipula yang terjadi dalam semua kelompok yang menyempal dari manhaj salaf.
Adapun perkataan Maulana mereka yang dinukil oleh penulis di halaman 17 – 18 ketika menjelaskan hadits jika kamu melihat kemaksiatan/kemungkaran maka rubahlah…Lihat Fal yughoyyir/Rubahlah jadi bukan hancurkanlah
Itu berkenaan dengan tempat penyembahan syetan, dan penulis juga berdalil bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam di Mekkah tidak menghancurkan berhala-berhala karena belum memiliki kemampuan, maka demikian pula mereka tidak menghancurkan tempat penyembahan syetan karena belum mampu. Lantas siapakah yang memerintahkan antum menghancurkan tempat kesyirikan kalau belum mampu.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam memang tidak melakukan penghancuran karena belum mampu dan kalianpun tidak melakukannya dengan alasan yang sama tapi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam berda’wah agar meninggalkan kesyrikikan yang dengannya beliau dimusuhi sedang kalian para karkun apa kalian juga menda’wahkan agar meninggalkan kesyirikan. Bagaimana kalian mau berda’wah kepada kesyirikan sementara kalian gak ngerti apa itu syirik. Buktinya banyak di antara para karkun yang masih membawa jimat-jimat padahal ia telah khuruj selama 40 hari bahkan ada yang 4 bulan, lantas apa yang ia dapat selama 40 hari atau 4 bulan itu.
Kemudian di antara bentuk merubah adalah dengan menghancurkan, lihatlah kisah Nabi Ibrahim yang menghancurkan berhala-berhala kaumnya kecuali yang paling besar. Kemudian Rasulullah setelah Fathu Mekkah menghancurkan dan memerintahkan orang untuk menghancurkan berhala-berhala di sekitar Ka’bah dan di tempat lain.
 
Peringatan : Tidak setiap orang berhak dan boleh melakukan penghancuran yang dimaksud tapi ada syarat2nya yang telah dibahas oleh para ulama.

sumber:
http://aboeshafiyyah.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar